BERUJUNG PADA YANG SEBENARNYA : Sebuah Fiksi
Bagiku, keterpurukan itu bukan tentang cinta yang tak dibalas, melainkan ketika kita sudah saling mencintai, ia memutuskan pergi dengan yang lain. Saat itu, aku menjadi pribadi yang paling menyedihkan, menghantarkan pasanganku kepada jodohnya yang sesungguhnya. Aku hanya hadir untuk menyelipkan kenangan indahnya sebelum dia bertemu dengan wanita yang tidak ku tahu datang dari bumi belahan mana. Aku mengenal pria itu sekitar 5 tahun lalu dihitung dari hari ini. Kalau diingat-ingat, dia yang lebih dulu mencari-cari perhatian. Akhirnya aku luluh. Wanita memang seperti itu, lemah di pendengaran, mudah sekali dikasih harapan-harapan. Sedangkan kebanyakan pria, senjatanya adalah rayuan-rayuannya. Kami memutuskan untuk saling mencitai satu sama lain. Kawan-kawanku mendukungku dengan penuh, orang tua ku amat menyukai pria itu, aku jua dikenalkan pada kawan-kawannya, dan aku begitu dekat dengan orang tuanya. Tidak ada yang perlu kami ragukan lagi, sebab kepercayaan sudah melekat di masing-m